Feb 17, 2015

Alzheimer's Disease

Q&A Alzheimer

1.    Apa yang dimaksud dengan penyakit Alzheimer?
Jawaban :
Alzheimer adalah sebuah penyakit neurodegeneratif (degenerasi sistem syaraf) merupakan bentuk paling umum dari dementia (kepikunan). Pada penyakit Alzheimer, hilangnya sel otak menyebabkan otak menyusut (atrophy). Hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini, sehingga kondisi seseorang yang terkena akan terus memburuk hingga meninggal dunia. Alzheimer biasanya terdiagnosis pada seseorang yang berusia diatas 65 tahun walau juga dapat terjadi jauh lebih wal.

Di tahun 2006 terdapat 26.6 juta orang yang tercatat terkena alzheimer di seluruh dunia. Diperkirakan Alzheimer mengenai 1 dari 85 orang secara global pada tahun 2050.

Terdapat protein tertentu (Amyloid Precursor Protein) yang terbentuk secara progresif di otak dan menyebabkan semakin banyak sel otak yang menjadi hilang. Koneksi antara sel otak hilang sehingga semakin sedikit neurotransmitter yang tersedia untuk membawa pesan dari satu sel otak ke bagian lain.


2.    Alzheimer merupakan salah satu bentuk kepikunan, apa yang dimaksud dengan kepikunan itu sendiri?

Nama lain kepikunan yaitu dementia adalah gangguan serius pada kemampuan kognitif seseorang. Gangguan kognitif ini terdiri dari memori/daya ingat, perhatian, bahasa, dan kemampuan belajar, mengatasi masalah, pola berfikir, dan perasaan. Jenis paling sering dari dementia yaitu: Alzheimer & vaskular dementia.

Kepikunan dapat disertai gangguan mental dan tingkah laku dan dapat mempengaruhi kualitas hidup sehingga perlu orang yang merawat. Biasanya dementia terjadi diatas umur 65 tahun, tapi dapat juga terjadi lebih awal disebut: early onset dementia. Pada kondisi yang parah, seseorang dapat mengalami disorientasi waktu: tidak memahami hari, minggu atau tahun, disorientasi tempat: tidak tahu dimana dia berada, dan disorientasi person: tidak mengenali lagi siapa orang disekitar mereka.


3.    Apa tanda dan gejala alzheimer?
Jawaban:
Penyakit ini dibagi empat tahap yang progresif.

Pada awal terjadinya dementia (pre-dementia) terjadi kesulitan mengingat kejadian yang baru terjadi, salah menempatkan benda. Daya ingat menurun dalam keseharian, sulit mengingat hal baru, merencanakan sesuatu, berpikir abstrak. Sering disalah artikan dengan gejala penuaan. Gejala awal ini disebut dengan mild cognitive impairment

Early stage: Semakin lama ingatan semakin berkurang, lupa terhadap janji-janji, perubahan dikenali oleh orang terdekat, kesulitan menggunakan alat makan, mulai terjadi gangguan berbahasa, persepsi, tidak lancara berbicara krn penurunan kosakata. Ingatan yang lampau lebih teringat daripada hal yang baru saja terjadi.

Middle Stage/moderate: Pada gangguan yang lebih lanjut, kesulitan mengingat menjadi berat terutama informasi baru. Terjadi  kebingungan pada berbagai keadaan, gangguan bicara, sering mengulang-ulang percakapan yang sama. Pada tahap ini penyakit sangat progresif sehingga seseorang sudah tidak mampu lagi beraktivitas sehari-hari dengan normal. Sering kehilangan kata-kata dan salah mengungkapkan sesuatu (paraphasia), tidak bisa lagi membaca dan menulis.

Gangguan perilaku dan kejiwaan mulai terjadi, emosi labil, murah tersinggung, menangis, agresif,  dapat terjadi delusi atau halusinasi, gelisah, agresive atau pasif, mood berubah-ubah (mood swing), gangguan berbahasa (dimana kosakata terus berkurang dan menurunnya kefasihan berkata-kata sehingga terjadi kemiskinan bahasa oral dan tulisan, dan kehilangan ingatan masa lampau.

Late Stage/advanced: terjadi penurunan tajam kemampuan belajar, berpikir, mengingat pengalaman masa lalu dan terdapat pula kehilangan pola berpikir, perasaan dan perilaku aktif (extreme apathy) Sepenuhnya tergantung pada perawat, kemampuan bicara sangat minim bahkan tidak dapat berbicara, tidak dapat melakukan tugas tanpa bantuan, bahkan hal yang sangat mudah sekalipun. Penurunan masa otot dan mobilitas terjadi, kematian terjadi karena faktor eksternal seperti infeksi atau pneumonia.

Ketika dementia menjadi parah individu dapat menelantarkan dirinya, tidak dapat mengendalikan diri termasuk dalam buang air kecil atau besar.


4.    Penurunan daya ingat pada Alzheimer sangat parah, apa saja hal yang menyebabkannya?
Jawaban :
·       Penyebab pasti sebagian besar kasus Alzheimer masih terus diteliti. Terdapat beberapa hipotesis dalam menjelaskan penyebabnya:
o   Faktor genetik memiliki peranan (1-5% dari kasus Alzheimer), diturunkan secara genetik dan biasanya terjadi awal, sebelum usia 65 tahun.
o   Hipotesis kolinergik, teori terlama terjadinya penurunan sintesis neurotransmitter asetilkolin di otak.
o   Amyloid hypothesis. Penurunan fungsi sinaps syaraf dipengaruhi oleh plak amyloid.
o   Tau hypothesis (abnormalitas protein pembentuk neuron yang disebut “protein tau”)
o   Hypotesis lain: infeksi virus, pengaruh logam tertentu, gelombang elektromagnetik, merokok, stress oksidatif, polusi udara.



5.    Apa hal yang harus diperhatikan sejak muda untuk mencegah Alzheimer?
Hal yang perlu diperhatikan sedari muda untuk menjaga daya ingat dan mencegah Alzheimer, berkaitan dengan pola lifestyle:
·       Kurang tidur. Tidur sangat diperlukan dalam regenerasi sel tubuh termasuk otak, terlalu sedikit tidur membuat otak tidak sempat beregenerasi dengan baik yang dapat berdampak pada gangguan memory.
·       Obat-obatan. Obat-obatan yang mempengaruhi syaraf pusat seperti psikotropika, obat penenang, obat depresi, dan beberapa obat penurun tekanan darah
·       Gangguan thyroid. Kondisi hormon tiroid yang kurang membuat penurunan daya ingat
·       Alkohol. Terlalu banyak minum alkohol dapat menurunkan daya ingat, baik saat minum alkohol maupun efek jangka panjangnya.
·       Stress dan Kecemasan. Kondisi stress dan kecemasan membuat sulit berkonsentrasi, sulit menyimpan informasi maupun memanggil kembali informasi dalam otak sehingga menyebabkan gangguan memori. Kondisi stress baik fisik maupun psikis menimbulkan sampah metabolik yang bersifat toksik/beracun bagi sel tubuh (oksidatif stress)
·       Depresi. Kondisi depresi menurunkan memori karena terjadi gangguan neurotransmitter otak.

·       Paparan toxin dan radikal bebas. Neurotoksin atau zat yang dapat meracuni system syaraf termasuk otak dapat menurunkan fungsi otak, demikian pula dengan radikal bebas yang menyebabkan proses oksidatif  kerusakan sel otak, sehingga mempengaruhi daya ingat .

Jul 14, 2014

Daniel Witanto

Dear all my blog visitor,

From now on Medical Revolution will change it's language to Bahasa Indonesia, and the purpose of this blog will also change : To give health education & motivation, especially for Indonesian People.

dr. Daniel Witanto will also post the documentary videos & journals of health promotion, his passion & interest about anti ageing field of medical & his expertise about mangosteen.

Thank you for your loyalty for this long,

We will meet more frequent from now on...

dr. Daniel Witanto

Aug 18, 2012

Kindle

Interesting offer from amazon, please check it out





Enjoy


Cosmetic Dermatology

New recommendation from the doctor,
Fresh book from amazon




Mar 5, 2011

Principles of Neurosurgery


Principles of Neurosurgery give a broad overview of the subject to medical students e junior house officers in the clinical neurosciences. The chapter topics chosen cover core areas of neurosurgery...excellent!!! 1000 pages, thousand of pictures, tables and ilustrations... 

Click Download Link:


 

Oct 6, 2010

Reproductive endocrinology and infertility


More than 30 years after the birth of Louise Brown, the first child born as a result of in vitro fertilization, the practice of reproductive medicine has grown and evolved in a dramatic and profound fashion.
The advances made in the treatment of infertility have made the care of infertile patients more successful, rewarding, and exciting. However, management of the modern reproductive
endocrinology and infertility clinic has become very complex.
This book was developed to assist the practicing reproductive endocrinologist and/or laboratory director by providing an overview of relevant scientific, medical, and management issues in a single volume. While no book can cover everything associated with managing a reproductive endocrinology clinic and laboratory, we have enlisted experts from all relevant areas to provide concise, practical, and evidence based summaries of relevant topics. It is our hope that this resource will be of assistance to physicians and scientists engaged in this exciting field of medicine.

Get it here right now:

Download link